KEGIATAN BELAJAR 1
PRINSIP DAN MODEL PENGELOLAAN PKR
Menurut Karweit
(1987) proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang efektif
ditandai oleh 3 hal sebagai berikut:
1.
Sebagian terbesar dari waktu yang
tersedia benar-benar digunakan untuk belajar siswa.
2.
Kualitas pembelajaran guru sangat
memadai.
3.
Sebagian terbesar atau seluruh
siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar.
Berpijak dari 3
prinsip yang telah disebutkan dapat dirumuskan menjadi 3 pertanyaan mengenai
PKR, dimana dalam memberikan jawaban didasarkan padakonteks ciri utama PKR.
1.
Bagaimana mengisi waktu pelajaran
yang tersedia dengan aneka kegiatan belajar sehingga siswa selalu dalam tugas
belajarnya (on task)?
Contoh jawaban:
a.
Memberikan tugas untuk setiap
kelas atau kelompok secara terencana.
b.
Mengatur penugasan sesuai dengan
waktu, tempat, alat, dan sumber yang tersedia.
c.
Memperkecil waktu tunggu/ kosong
pada siswa.
d.
Menerapkan prinsip guru kelas
selalu di hati dan pikiran siswa.
2.
Bagaimana cara agar guru agar
selalu dapat meningkatkan kualitas pembelajarannya?
Contoh jawaban:
a.
Menguasai mata pelajaran yang akan
diajarkan.
b.
Memahami dengan baik ciri-ciri
siswa dan kelas yang dihadapi,
c.
Menguasai dengan terampil aneka
model, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai.
d.
Tmpil sebagai guru yang penuh
percaya diri, terpercaya, menarik, dan penuh keteladanan.
3.
Bagaimana cara guru mendorong dan
meningkatkan keikutsertaan seluruh siswa dalam belajar?
Contoh jawaban:
a.
Menggunakan dengan baik
ketrampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, dan
mengajar kelompok kecil dan perorangan.
b.
Menerapkan prinsip guru selalu
siaga memperhatikan siswa dan prinsip pada waktu yang sama dapat menangani
beberapa kegiatan.
c.
Menciptakan suasana kelas yang
demokratis, penuh rasa aman, dan menyenangkan.
Contoh sintakmatik
(urut-urutan kegiatan) penglolaan PKR sebagai berikut :
Model utama: PKR Murni
1.
PKR 221 : 2 kelas, 2 mata
pelajaran, 1 guru
Dalam model PKR 221, guru menghadapi dua
kelas yang berbeda dengan topik yang saling berkaitan. Model PKR 221 merupakan
model PKR murni karena prinsip keserempakan terpenuhi tanpa batasan
fisik.perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis guru terhadap kelas dapat
berlangsung terus menerus. Model ini sangat dianjurkan untuk digunakan karena
paling efektif. Namun hanya mungkin diterapkan pada kelas dengan siswa tidak
terlalu banyak.
Petunjuk pelaksanaan model PKR 221 :
a.
Kegiatan pendahuluan ±10
menit, memberikan pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan.
b.
Kegiatan inti ±60
menit, menerapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-masing kelas.
Mengadakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai keperluan. Menerapkan prinsip wittiness, alertness, dan overlappingness. Menggunakan dasar
mengajar yang sesuai.
c.
Kegiatan penutup ±10
menit terakhir, berdiri di depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan
review atas materi dan kegiatan yang sudah dilakukan. Memberikan komentar,
penguatan, dan tindak lanjut berupa tugas.
Model Alternatif : PKR Modifikasi
2.
PKR 222 : 2 kelas, dua mata
pelajaran, dua ruangan.
Pada pembelajaran PKR 222. Guru
dihadapkan pada 2 kelas yang berbeda dengan topik yang berbeda pula. Model PKR
222 merupakan model PKR modifikasi, untuk kondisi siswa lebih dari 20, yang
tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan. Karena guru harus berpindah-pindah
di antara dua ruangan menyebabkan tatap muka antara guru dengan kelas tidak
dapat berlangsung terus menerus, sehingga masing-masing kelas harus menunggu
hadirnya guru secara bergiliran.
Petunjuk pelaksanaan model PKR 222 :
a.
Kegiatan pendahuluan ±10
menit, menyatukan kedua kelas dalam satu ruangan, apabila ruangan tidak
mencukupi siswa dikumpulkan di teras atau lapangan sekolah. Atau guru berdiri
pada pintu penghubung antar ruang.
b.
Kegiatan inti ±60
menit, menerapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Mengatur
kepindahan dari runag satu ke ruang yang lain secar seimbang, sehingga jika
pada saat mengajar pada satu kelas yang satu, kelas yang satunya tidak akan ada
kekosongan kegiatan yang membuat siswa menjadi ramai.
c.
Kegiatan penutup ±10
menit, berdiri di tengah pada pintu penyekat ruang untuk memberikan review umum
mengenai materi dan kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung, kemudian di
berikan tindak lanjut berupa tugas.
d.
Untuk model PKR 222 sedapat
mungkin denah ruangan diatur agar pandangan siswa mengarah ke depan dan pintu
penghubung.
3.
PKR 333 : 3 kelas, 3 mata
pelajaran, 3 ruangan.
Dalam model PKR 333, guru dihadapkan pada
3 kelas yang berbeda, 2 mata pelajaran yang berbeda dengan topik yang berbeda
pula, dengan ketiga kelas yang berjajar dengan pinu penyekat antara ketiga
ruangan. Model PKR 333 adalah model PKR modifikasi karena prinsip keserempakan
tidak terkendalikan dengan utuh secara tatap muka mengingat terhadap batas
fisik. Dampak perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru
terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus. Waktu tunggu
masing-masing kelas menjadi lebih lama karena guru harus berpindah di antara 3
ruangan, sehingga waktu menjadi tidak efektif.
Petunjuk pelaksanaan PKR 333 :
a.
Kegiatan pendahuluan ±10
menit, menyatukan kedua kelas dalam satu ruangan, apabila ruangan tidak
mencukupi siswa dikumpulkan di teras atau lapangan sekolah. Atau guru berdiri
pada pintu penghubung antar ruang.
b.
Kegiatan inti ±60
menit, menerapkan aneka metode yang sesuai dengan masing-masing kelas. Pada
model PKR 333 penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) atau Lembar Tugas Siswa (LTS)
sangat dianjurkan agar siswa belajar lebih mandiri dan tidak bergantung pada
kehadiran guru. Menerapkan metode tutor sebaya untuk memperkecil waktu tunggu
siswa.
c.
Kegiatan penutup ±10
menit, memberikan review, penguatan, dan tindak lanjut secara bergantian.
d.
Model PKR 333 termasuk yang lebih
rumit karena guru dituntut untuk memiliki mobilitas tinggi. Keungulan ari model
ini adalah meningkatkan kemandiran setip kelas dan terbebas dari situasi
belajar kelas lainnya.
terimakasih
BalasHapus